SegarnyaMenu Ikan Air Tawar. by: Redaksi / 2014-01-13 14:54:24. Menu Ikan Air Tawar. Omega 3 yang baik untuk perkembangan otak Si Kecil tidak hanya bisa didapat dari ikan tuna atau salmon. Ikan air tawar, meski kandungan Omega 3 nya tidak sebanyak ikan laut dalam, juga memadai untuk memenuhi kebutuhan nutrisi Si Kecil. Keuntungannya, ikan airRIAU ONLINE - Balai Konservasi Sumberdaya Alam BKSDA Sulawesi Tengah menerjunkan sejumlah petugasnya ke Pantai Talise, kota Palu Selasa 24 April 2018 pagi, menyusul laporan ditemukannya ikan Mola Mola oleh para nelayan di Teluk Palu. Kepala BKSDA Sulawesi Tengah Noel Layuk Allo kepada VOA ikan langka berukuran besar yang juga dikenal sebagai “sunfish” itu, sebenarnya ditemukan di tepian Teluk Palu sejak Senin malam, diduga karena terbawa arus. Upaya menggiring ikan itu kembali ke perairan tidak membuahkan hasil hingga akhirnya ikan itu mati. “Sejak kemarin masih menepi, tapi didorong-dorong oleh masyarakat untuk kembali ke laut, tapi mungkin karena derasnya arus ya, sehingga menepi, tadi pagi dilihat lagi keadaannya memang sudah tidak bisa diselamatkan, sudah mati,” ungkap Noel dilansir laman VOAINDONESIA, Rabu 25 April 2018. Ikan Mola-Mola yang ditemukan terdampar di Teluk Palu itu memiliki ukuran panjang 2,2 meter dan lebar 1,6 meter, serta berkelamin betina. Sejumlah referensi menyebutkan Mola-Mola merupakan ikan karang dalam yang berasal dari zaman purba. Ikan pemakan ubur-ubur dan plankton itu juga dikenal sebagai “sunfish” atau ikan matahari karena seringkali ditemukan berjemur di permukaan air laut. Ciri khas ikan itu adalah tidak mempunyai sirip ekor, tetapi tetap ada sirip sayap di atas punggung dan bawah perut. Berat ikan ini bisa mencapai kilogram. Kecepatan ikan ini berenang sangat lambat yaitu 3,2 kilometer per jam dan diketahui tidak bisa melawan arus. “Menurut para ahli sebenarnya digolong jenis plankton, hanya karena bentuknya besar dan tidak bisa melawan arus. Jika arus agak besar, biasanya terdampar. Mola-Mola ini dimasukkan sebagai ikan bertulang belakang terberat,” jelas Noel. Ditambahkannya, bahwa peristiwa penemuan ikan Mola-Mola itu membuat pihaknya dan instansi terkait lain meningkatkan pengawasan atas kemungkinan terjadinya hal serupa. “Kalau ada biota laut, atau jenis-jenis ikan yang aneh, yang unik apalagi yang dilindungi supaya itu jangan diganggu, jangan disakiti. Kita harapkan supaya ini bisa diinformasi ke kami untuk bisa atau mengamankan kekayaan alam kita, keanekaragaman kita di laut,” imbuh Noel. Andi Syahriddin dari Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut Makassar, satuan kerja kota Palu, mengatakan pihaknya berencana melakukan penelitian lebih jauh karena referensi sebelumnya menyatakan jenis ikan Mola-Mola hanya ditemukan di perairan Nusa Penida, Bali, sekitar bulan Juli-September. Sangat menarik untuk mengetahui mengapa ikan ini juga ada di Teluk Palu, tambah Andi. “Ikan ini hanya terindikasi ada di Bali tetapi dari sekian beberapa tahun terakhir ini, ini sudah kejadian yang ke lima kali ada pendamparan di Teluk Palu, kemungkinan di Teluk Palu ini adalah habitatnya dia, habitat dari ikan ini, Cuma belum ada penelitian yang lebih lanjut,” ujar Andi. Andi menambahkan, ikan Mola-Mola merupakan jenis ikan atau biota lautyang dilindungi dan masuk dalam target konservasi Kementerian Kelautan dan Perikanan KKP pada tahun 2015-2019.2
Ikanmola ( Hypophthalamichtys molitrix) merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang tersebar di dataran Asia. Secara sistematis ikan mola termasuk famili Cypirinnidae dan sub famili Hypophthalmichthyane. Ikan ini rata-rata berukuran 60-100 cm dengan ukuran maksimal panjang 140 cm dan berat 45 kg.
– Ikan Mola – Mola Ikan Mola – Mola atau disebut juga Sunfish atau Ikan Matahari merupakan ikan yang sangat hanya dinobatkan hewan terbanyak yang terdapat dilautan, tampilan badan ikan tersebut pula mirip semacam batu, sebab mempunyai tekstur kulit agresif bercorak abu – abu, dan memiliki bentuk badan yang ikan pada biasanya, fauna bernama latin Millstone ini pula tapak sedikit berbeda. Dia hampir tidak memiliki sirip ekor, sirip mereka malah berasa di punggung serta pula wujud siripnya yang jamak, pergerakan ikan tersebut jadi sangat lelet. Susah untuk mereka melawan arus ombak, sehingga ikan mola kerap kali terdampar diarea bibir tepi perihal tersebut jugalah yang membuat populasi fauna ini terus menjadi menyusut masing – masing tahunnya. Ikan Mola berstatus rentan, apalagi mulai terancam keberadaannya di alam Ikan Mola – MolaBobot rata – rata ikan mola – mola dapat menggapai 1 ton. Panjang badan berkisar 2,8 m – 3,3 m, dengan panjang sirip antara 2,5 m – 4,2 tidak mempunyai sirip ekor, tetapi dilengkapi dengan merupakan sirip menyambung yang ada di bagian atas hingga ke bagian dasar perut ini tercipta akibat besarnya dimensi sirip punggung serta pula perut dasar mola – mola. Bila kita ukur dari tiap ujungnya, panjang calvus dapat menggapai 3,2 berupa bundar, badan sunfish tidak menggembung melainkan nampak pipih ataupun tipis. Kulit ikan mola berusia bercorak abu – abu sebagian spesies kulit ikan tersebut pula nampak putih keperakan dengan corak serta pola bintik yang berbeda – lain binatang ini merupakan tampilan kulitnya yang tidak bersisik. Semacam bunglon, mereka dapat memainkan gradasi warna kulitnya didalam laut dikala ikan mola hendak berganti warna kulitnya jadi lebih hitam untuk menjauhi musuh di laut dalam. Predator utama ikan tersebut merupakan sekumpulan hiu serta ikan besar yang SunfishBagi ahli, millstone merupakan spesies ikan penunggu perairan tropis serta pula banyak hidup disekitar kedalaman 30 m- 500 m di dasar permukaan spesies mola – mola, mereka umumnya menghabiskan waktu berenang di permukaan air sampai ke dalam 400 demikian, ikan matahari ini pula dapat menyelam hingga kedalaman 400 m – 600 satu spesies Millstone yang hidup di Nusa Penida mempunyai rentang temperatur berkisar 10 – 27,5 menggemari habitat di atas 250 m ataupun bersebelahan dengan susunan permukaan yang Ikan MolaPeta persebaran ikan mola sesungguhnya lumayan luas. Mereka bisa kita temukan disekitar perairan Samudera Atlantik, Samudera Pasifik, Samudera Hindia Hingga Laut Tanah Air, ikan ini lebih dahulu dapat hidup di nyaris segala daerah. Walaupun begitu, dikala ini populasinya cuma dapat kita temukan di dekat perairan Kepulauan Nusa Penida, Bali Ikan MatahariIkan Matahari mempertahankan hidupnya dengan memangsa ubur – ubur. Spesies hewan laut tanpa tulang balik ini merupakan makanan kesukaan untuk segala keluarga ikan demikian, mereka susah membedakan antara sampah laut serta ubur – ubur. Sehingga, kerap kali spesies ikan mola ditemui mati akibat tersedak serta terisap sampah Unik Ikan Mola – MolaTidak hanya wujud serta tampilannya, terdapat kenyataan menarik lain yang pantas kita tahu terpaut ikan mola – mola. Biar lebih tahu dengan ikan mola – mola, berikut kami rangkum buat BerjemurSehabis menyelam di bagian laut yang sangat dalam serta hitam buat mencari mola – mola umumnya menghabiskan separuh hari buat sangai di bibir tepi laut dekat permukaan ini mereka jalani buat menghangatkan badan serta memperlancar hidup dilaut dalam, nyatanya ikan matahari tidak kokoh dengan temperatur yang sangat Terbesar yang Pernah DitemukanBobot Sunfish yang penah ditemui dikala itu memcapai 2, 5 ton. Dengan kata lain, berat badannya sebanding dengan mobil berjenis Banyak AnakBersumber pada Warta Iktiologi tyang diterbitkan oleh Warga Iktiologi Indoneisa, dalam sekali reproduksi ikan mola – mola sanggup menciptakan telur sebanyak 300 juta menetas dimensi larva ikan tersebut terhitung sangat kecil, ialah berkisar 2 mm saja. Tampilan larva nya juga lumayan nampak semacam ikan buntal dengan duri – duri serta mempunyai Melarikan Diri Dengan CepatPada dikala kesusahan ataupun bahaya serta buat menjauhi pemangsa, ikan mola – mola sanggup mendesak dirinya dengan bisa mendesak badan mereka begitu kilat, sehingga mereka melompat keluar dari air!Sunfish ataupun Ikan Matahari bisa dilihat di perairan Crystal Bay di Nusa Penida pada kedalaman dekat 40 sangat kerap nampak kala temperatur air permukaan turun, ialah dekat Juni serta dini kami memberi tahu kalau penampakan sangat tidak berubah – ubah terjalin dekat bulan Juli serta Kamu mau peluang buat melihat Ikan Mola – Mola beraksi, kami sarankan Kamu menjadwalkan penyelaman di Mola – Mola Season dengan pemandu selam pakar kami di Blue Season pula bisa memesan Mola – Mola Dive spesial kami, di mana Kamu hendak dipimpin oleh regu penyelam kami yang berpengalaman spesial buat memandang Ikan Mola – pembahasan kita kali ini tentang Ikan Mola – Mola, semoga bermanfaat jangan lupa di share sobat
ikanhias air tawar aquascape golden moly di Tokopedia ∙ Promo Pengguna Baru ∙ Cicilan 0% ∙ Kurir Instan.
BudidayaIkan Mola Air Tawar Di Waduk Cirata - Budidaya Tani Jenis-Jenis Ikan Endemik Lokal Jawa Timur dan Status Teknologi Pembenihannya | Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur 5+ Cara Budidaya Ikan Air Tawar Kolam Terpal Paling Mudah
Di Pulau Bangka saat ini, tercatat 89 spesies ikan air tawar. Tujuh di antaranya adalah spesies endemik Bangka Belitung. Tujuh ikan endemik Bangka Belitung yang hidup di habitat lahan basah itu, statusnya terancam punah. Banyak habitat ikan [air tawar] lokal di Pulau Bangka kondisinya terancam, akibat penambangan timah dan perkebunan sawit. Dibutuhkan peraturan daerah [Perda] yang melindungi sejumlah spesies ikan air tawar, khususnya endemik Bangka Belitung. Cuaca sedikit medung sore itu, ketika Swarlanda, Nur Djumadiel Iman, Malik Abdul Aziz, dan Ari Sabri, berada di aliran sungai kecil di Pulau Bangka, yang jaraknya sekitar satu jam dari pusat Kota Pangkalpinang. Mereka membawa “tanggok”, sebuah keranjang dari rotan atau jaring berbingkai, alat tangkap tradisional masyarakat Pulau Bangka untuk menangkap ikan, udang, atau kepiting. Malik yang pertama turun ke air. Dasarnya dipenuhi lumpur bercampur daun dan ranting pohon khas ekosistem rawa gambut, dengan ketebalan sekitar 40 sentimeter. Setengah tubuhnya tenggelam. Perlahan tanggok yang dibawanya dimasukkan ke sela akar pohon dan tumbuhan pandan di sekitar sungai. “Dapat bang,” teriak dia kepada Landa. Seekor ikan dari spesies Parosphromenus deissneri terlihat jelas. “Ini ikan endemik Bangka Belitung, syukurlah masih ada di habitatnya,” timpal Swarlanda. Setelah didokumentasikan, ikan yang hidup di habitat alami black water ini dilepaskan. Tak lama kemudian jenis ikan lokal juga didapat, seperti Nandus nebulosus, Luciocephalus pulcher, dan beragam spesies Rasbora spp. atau ikan seluang. Semua dicatat dan didokumentasikan juga. “Kegiatan pendataan ulang ini, rutin kami lakukan setiap tiga bulan. Gunanya untuk memantau kondisi serta populasi ikan di habitat alaminya,” kata laki-laki yang akrab disapa Landa. Dia merupakan pendiri sekaligus pembina The Tanggokers, sebuah Yayasan Ikan Endemik Bangka Belitung yang fokus pada riset, edukasi, serta pelestarian ikan endemik di Bangka Belitung, kepada Mongabay Indonesia, Minggu [30/11/2021]. Baca Kelik Puteh, Ikan Lele “Albino” yang Mulai Menghilang dari Pulau Bangka Nandus nebulosus, spesies ikan lokal di Bangka Belitung yang diperoleh The Tanggokers saat melakukan pendataan. Foto Nopri Ismi/ Mongabay Indonesia Sejak 2019, The Tanggokers aktif melakukan eksplorasi ke sejumlah titik habitat alami ikan air tawar di berbagai desa di Pulau Bangka. Sudah 16 anggota bergabung, didominasi generasi muda atau mahasiswa, yang tersebar di sejumlah desa di Pulau Bangka. “Dari hasil pendataan, sudah 89 spesies ikan yang telah kami identifikasi. Tujuh di antaranya adalah endemik Bangka Belitung,” lanjut Landa. Merujuk data IUCN Red List, tujuh sepesies endemik tersebut dalam kondisi terancam karena kondisi habitat yang kian tergerus oleh berbagai aktivitas merusak alam, seperti pertambangan, penggundulan hutan, dan ekspansi perkebunan skala besar. Ketujuh ikan endemik yang hidup di habitat wetland [lahan basah] tersebut adalah Parosphromenus deissneri [Genting], Encheloclarias tapeinopterus [Rentan], Wild betta chloropharynx [Kritis], Wild betta burdigala [Kritis], Wild betta schalleri [Genting], Sundadanio gargula [Rentan] dan terbaru pada tahun 2021 ada spesies Parosphromenus Julinae, yang sudah di terbitkan dalam jurnal oleh Wentian Shi, Shujie Guo, Haryono, Yijiang Hong dan Wanchang Zhang. Baca Kisah Pilu Dugong di Perairan Pulau Bangka Wild betta burdigala, spesies ikan endemik di Bangka Belitung yang nasibnya terancam punah. Foto Nopri Ismi/ Mongabay Indonesia Menurut Nur Djumadiel Iman, Ketua The Tanggokers, jumlah spesies ikan endemik ataupun lokal kemungkinan akan terus bertambah, mengingat masih banyak wilayah yang belum mereka jelajahi. “Oleh karena itu, informasi dari masyarakat lokal sangat diperlukan. Hanya saja, edukasi terkait pengetahuan ikan lokal masih sangat minim,” katanya. Melihat kondisi tersebut, The Tanggokers yang awalnya hanya fokus mengenalkan ikan lokal di Bangka Belitung kepada pasar ikan hias, beralih ke arah konservasi serta edukasi. “Masih banyak masyarakat kita yang belum mengetahui apa saja spesies ikan endemik atau lokal di Bangka Belitung. Padahal, kelestarian ikan di alam, juga sangat bergantung pada kesadaran masyarakat sekitar untuk melindunginya,” lanjut Djumadiel. “Ke depan, kami lebih fokus melakukan edukasi kepada generasi muda, terutama ke sekolah-sekolah. Gerakan ini sangat penting, mereka [generasi muda] yang akan mengambil peran lebih banyak dalam pelestarian ikan endemik maupun lokal kedepannya,” tegasnya. Baca juga Mentilin, Fauna Identitas Bangka Belitung yang Terancam Punah Ekspansi perkebunan sawit telah mengubah bentang alam dan pola aliran sungai di Bangka Belitung. Foto Nopri Ismi/ Mongabay Indonesia Kerusakan habitat dan pentingnya wilayah adat Berdasarkan pemantauan The Tanggokers, hampir seluruh habitat ikan lokal di Pulau Bangka dalam kondisi terancam. Kalaupun masih bagus, di sekitar habitat itu tidak luput dari aktivitas perkebunan sawit atau pertambangan. “Ekspansi perkebunan sawit di Pulau Bangka bukan hanya mengubah bentang alam, juga mengancam kantong-kantong sumber air di tengah hutan yang merupakan habitat ikan-ikan lokal dan endemik,” lanjut Landa. Sekitar dua tahun survei, The Tanggokers sering menemukan habitat ikan yang menjadi lahan tambang atau perkebunan sawit. “Ada beberapa kantong air yang mengering saat kemarau, setelah kami periksa, ternyata di sekitarnya sudah ada perkebunan sawit. Padahal, banyak spesies ikan endemik yang tidak memiliki kemampuan adaptasi saat kekurangan sumber air,” kata Landa. Berdasarkan peta indikatif dalam dokumen IKPLHD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2019, tidak ada satupun wilayah di provinsi ini yang memiliki kelas jasa penyediaan air dalam kategori sangat tinggi atau tinggi. “Berbagai permasalahan yang menyebabkan kurangnya jasa penyediaan air yang ada di antaranya adanya aktivitas pertambangan, pertumbuhan industri dan pertumbuhan penduduk, serta tuntutan pembangunan yang akan meningkatkan potensi limbah cair yang dihasilkan. Juga, degradasi lahan yang akan menyebabkan penurunan kualitas air sungai dan proses run-off sedimen yang terbawa masuk ke aliran sungai,” tulis dokumen tersebut. Melihat kondisi ini kata Landa, punah atau terancamnya berbagai spesies ikan lokal di Pulau Bangka, seiring dengan ancaman kekeringan yang akan menimpa masyarakat di Bangka Belitung. Kegiatan The Tanggokers saat melakukan pendataan ulang spesies ikan endemik Bangka Belitung di habitat alaminya. Foto Nopri Ismi/Mongabay Indonesia Di tempat berbeda, Ahmad Fahrul Syarif, peneliti dari jurusan Akuakultur Universitas Bangka Belitung [UBB], mengatakan, jenis ikan endemik terutama yang ada di Bangka Belitung, memiliki habitat khas, berbeda dengan tempat lain. “Kerusakan habitat akibat aktivitas pertambangan dan sebagainya, akan mengancam kepunahan mereka di alam,” katanya. Habitat spesies-spesies ikan endemik di Bangka Belitung, sangat bergantung pada kondisi hutan yang masih terjaga. “Selama proses penelitian kami, habitat ikan endemik atau lokal di Pulau Bangka, kebanyakan berada pada kawasan konservasi atau wilayah hutan adat yang disakralkan penduduk setempat,” lanjutnya. Dari pengalaman Fahrul selama beberapa tahun terakhir meneliti jenis ikan endemik di Bangka Belitung, keberadaan hutan adat tidak hanya penting bagi masyarakat lokal, tetapi juga menjadi harapan lestarinya ikan endemik maupun lokal di Pulau Bangka. “Ikan mempunyai kecenderungan mencari sumber air tidak tercemar, seperti hutan adat. Artinya, terjaganya hutan adat atau sebuah kawasan hutan, sama saja dengan menjaga kelestarian ikan lokal atau endemik di Bangka Belitung,” tegasnya. The Tanggokers dari kiri ke kanan Swarlanda, Alex, Jumadil, dan Kulup, saat melakukan kegiatan konservasi spesies ikan endemik di Bangka Belitung. Foto Nopri Ismi/Mongabay Indonesia Diperlukan perda Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, hingga saat ini belum memiliki peraturan daerah [Perda] yang spesifik mengatur perlindungan spesies ikan endemik. “Hal ini sangat diperlukan, mengingat laju dergradasi lahan kian mengancam kelestarian habitat dan ikan endemik,” kata Djumadiel, Ketua The Tanggokers. Bukan hanya kerusakan habitat, aktivitas jual-beli ikan endemik hingga ke luar negeri juga cukup marak karena belum adanya peraturan yang jelas. “Adanya perda, diharapkan dapat memberikan pengawasan serta perlindungan,” lanjutnya. Sejalan Djumadiel, Ahmad Fahrul Syarif menegaskan sangat diperlukan peraturan yang melindungi spesies-spesies ikan endemik di Bangka Belitung. “Lebih baik lagi, peraturan tersebut diikuti adanya kawasan konservasi atau wilayah in-situ, sebagai habitat alami,” katanya. Ikan endemik adalah jenis ikan yang terdapat di suatu areal tertentu, khas dan unik [sungai, danau, situs, pulau, negara atau benua], yang tidak terdapat di daerah lain. “Tindakan konservasi di habitat alaminya sangat penting. Hingga saat ini, upaya breeding [pengembangbiakan] untuk spesies-spesies ikan endemik terbilang sulit, dan masih perlu kajian lebih lanjut,” ujar Fahrul. Artikel yang diterbitkan oleh
gHCC9b. 63 89 317 37 75 452 326 450 159